OM Kacau Balau sudah membajak telinga saya sejak empat setengah tahun lalu. Dengan segala risikonya, mereka dengan berani menyindir para birokrat dan pejabat setempat yang menunggangi bantuan kemanusian saat rakyat diserang pandemi. Sindirian dilengkapi video musik yang mencubit. Wani!!
Pertengahan tahun 2025 ini mereka merilis album penuh berjudul “Party Akhir Jaman”. Usai mengamati artwork album itu, saya tiba-tiba teringat—lalu menduga—album ini menyerap ide dalam Danse Macabre yang sekian abad lalu dikategorikan sebagai subgenre seni memento mori. Sosok kerangka dalam gambar mengingatkan pada konsep lukisan Tarian Kematian Michael Wolgemut yang dibuat tahun 1493.
Bahwa mereka sedang menyampaikan universalitas kematian yang populer selama Renaisans. Bahwa kematian adalah konsep yang jauh dari muram dan seharusnya disambut dengan tarian, musik, dan kebahagiaan tanpa tanding. Gambar Wolgemut, buat saya, juga menyelinapkan protes pada perubahan makna ‘mati’ usai Eropa dilanda perang seratus tahun dan wabah hitam.
Hidup cuma satu kali, maka menarilah dan berbahagialah dengan cara terasyik sepanjang hari. Begitu dugaan saya terhadap album ini usai artwork-nya membajak ingatan pada salah satu interpretasi sejarah seni abad pertengahan itu.
Namun, ketika track demi track selesai, mereka tidak bicara perihal kematian secara langsung. Adalah neraka dunia yang mereka sajikan. Peristiwa demi peristiwa, kasus demi kasus, dengan gambar rakyat yang dihajar terus menerus.
Mereka merayakan nasib tokoh dalam setiap lagu dengan irama dangdut dengan tata suara yang akrab di telinga pecinta indie rock. Buat saya, album sepanjang 30 menit ini bakal lebih keren dan terasa sebagai sebuah ‘buku’ panduan menjalani kehidupan di Indonesia saat ini ketika track Party Akhir Jaman jadi penutup. Sebab, isinya menjadi penutup sempurna bagi Preambule yang diletakkan di track pertama.
Melihat perilaku dengar digital saat ini, rasanya posisi track juga tak begitu penting. Beda urusan dan sensasinya ketika album ini dirilis dalam format fisik yang bisa memaksa pendengar mendengarkan setiap track. Yang pasti, Party Akhir Jaman album yang cukup baik dari segi penatahan aransemen dan pemilahan tema. Dan satu lagi, kaya misteri.
Leave a Reply