BlocCalito 782 baru saja merilis lagu sekaligus video musik ‘Born In YKC. Single baru tersebar di banyak platform digital sedangkan video musik yang diarahkan Christoforus Andi bisa ditonton di saluran YouTube BlocCalito TV.
‘Born In YKC’ bicara soal Jogja—beserta keistimewaannya— dari sudut pandang yang lebih masuk akal. Keistimewaan yang ditatah, dirawat, kemudian disebar pendarkan oleh mereka yang menaruh separuh hidup di kesenian terutama musik.
Lagu yang dirilis sebagai bentuk penghormatan bagi para musisi yang lahir, tumbuh, dan terus berproses di Jogja. Mereka yang terurs saling menyemangati lewat musik dan produk kebudayaan lain. Mereka yang menolak berhenti meski dipanggang kehidupan.
Muatan itu mereka angkut dalam lirik catchy yang mudah diingat. Rapalan dalam beat yang terlampau ampuh menggoyang tubuh. Dan untuk memperkuat tema sekaligus penghormatan itu, mereka membagikan larik pada kawan-kawan dari lingkar terdekat sampai yang jauh lalu mengajak mereka menyanyikannya sepotong demi sepotong.
Raphael Danu, Sicovecas, Garasi Kuztom, Bacill, Gary Putra Andra, Lana Pranaya, Rintho Ariwibowo, Gedjez, Hendy S.W, Ryan Rindu Pagi, Fani Saputra, Dakillaz, Bakoh Nugraha, Streep Rap Syndicate, Sidharta Tata, dan Kadafi. M.
Menyusul Febri Sandra, Adhen, Marcell MNL, Niko, Defamilita, K.M.N, Arkanjela, HDC, Damar Kaboel, Jesuiscidal, Dynan Aryan, Arari, Oska, Raw S, Surya Sweda, Katerachy, Duta Laksmana, Alex Donnero, Dian Hutomo, Cornelius Adit, Birma, GNTZ, Rockindoc, Phitex Alfi, Codlest Terror, Gondol Glad, serta Tompskin.
Kemudian Angga Gembel, Dimas Damarjati, Yusac Dira, Broddyfae, Lups & Iwantilldrop, Agung Neurotoxin, Athonk, Xenturama, Gamellance, Concrete Crew, Dien Ganjar, Reaf, Dacong, Helly KKK, Digie Sigit, M2MX, Aldi Wisnu, Hendy Purnama, Vava Imanez, Ika ZDN, Kill The DJ, Tyan Gundul, Love Hate Love, Negro F.L.I.C, Arbie Hastomo, Willy X-Noll, Ladies Bronx, Andry Priyanfa, ditutup Pakde Bandizt.
Setelah video musik selesai diputar, barangkali muncul banyak pemahaman lain tentang Jogja. Buat saya, setiap manusia hanya punya satu tanah. Yang satu-satunya itu bisa dimaknai sebagai tempat lahir, tempat dibesarkan atau barangkali lebih pedih: tempat untuk mati. Setiap orang bebas menentukan satu dari ketiganya meski setiap tanah selalu punya suara paraunya sendiri. Termasuk Jogja.
Leave a Reply