Outlife: Keseimbangan dalam Mini Album
Oulife saat rlis album di Ascos

Outlife: Keseimbangan dalam Mini Album

Kembalinya Outlife terasa seperti putaran kemenangan dan konfirmasi atas setiap hal yang mereka pertaruhkan.

Kembalinya Outlife terasa seperti putaran kemenangan dan konfirmasi atas setiap hal yang mereka pertaruhkan.

Outlife akhirnya menemukan keseimbangan yang mereka cari selama bertahun-tahun. Hardcore yang tidak sekadar agresif tetapi juga ketat, padat, dan memukau lewat audio dahsyat dengan kepekaan pop—secara visual—yang terukur.

Keseimbangan itu bernama “Still Alive”, mini album berdurasi sepuluh menit lebih yang rilis baru-baru ini di bawah bendera Gimme Gimme Rekords. Setiap track sepertinya dirancang untuk menghubungkan siku dengan rahang.

Fransisca Ayu, sang jenderal yang lebih dahulu terjun mengobrak-abrik pit di atas ‘monster’ bernama Lefty Fish belasan tahun lalu meluapkan amarah Outlife—terhadap situasi sosial dan politik— yang menumpuk selama sekian tahun dengan caranya sendiri.

Memang tidak ‘secerewet’ di Lefty Fish tetapi menarik secara emosional. Sehingga, “Still Alive” bakal terdengar personal dan saya menangkap kesan bahwa album ini punya brag berani. Bahwa tidak ada yang mampu menghancurkan mereka selain diri mereka sendiri.

Lagu pertama, Wake Up Call adalah seruan sekaligus pengingat perjalanan yang sudah sejauh ini. Track dua Still Alive menghimpun fragmen perjalanan itu, di mana tak ada dinding yang membuat mereka terkapar tanda daya.

Lagu ketiga punya muatan kritik dan politis. Outlife menyerang perilaku para pelanggar HAM yang berkedok sebagai negarawan. Insureksi Diri, track keempat yang ditulis dalam bahasa Indonesia memberi ruang dan dukungan pada orang-orang yang dikerdilkan di tengah komunitas sosial yang seragam.

Mini album yang wajib diputar dengan volume maksimal melalui pemutar kaset ini ditutup Change For Better yang memuat cara mereka menatap masa depan yang penuh belukar melukai.

“Still Alive” sementara ini dirilis dalam format kaset pita limited dengan “hand number” bersama dengan t-shirt sebagai merchandise utamanya. Tidak berselang lama dengan perilisan, pada bulan Juni-Juli mereka sepertinya mantap jalan-jalan ke beberapa kota, tampil secara live.