Hunian feat Bounty Ramdhan: Suara-Suara yang Cepat Berubah
Processed with VSCO with 1 preset

Hunian feat Bounty Ramdhan: Suara-Suara yang Cepat Berubah

Hunian menulis lirik dengan hati-hati dan transisi yang cepat.

Hunian menulis lirik dengan hati-hati dan transisi yang cepat.

Pencegatan terhadap seniman plus pasal-pasal karet yang diinjeksikan ke media sosial dalam beberapa bulan terakhir menjadi penangkal demokrasi. Mengingat kebiasaan dan budaya di negara ini, kekerasan semacam itu menjadi mahfum karena kita digiring untuk memahami demokrasi sebagai pondasi agenda lima tahunan (saja).

Suara seniman tidak bisa dibungkam. Namun, kondisi saat ini mendorong kawan-kawan lebih kreatif terutama dalam menyampaikan kritik atau pandangan terhadap sekitar. Saya mengangkap kesan itu dalam lagu terbaru Hunian berjudul ‘Suara-Suara’ yang rilis 20 Juni 2025 lalu.

Mereka membuka lagu dengan kesadaran besar terhadap rasa takut yang disebarkan—tidak hanya lewat kekerasan di depan moncong senapan dan gas air mata tetapi juga lewat wacana—dalam larik: Suara-suara yang terabaikan/bertahun-tahun terbungkam/Terpaksa hidup tanpa perlawanan/Seperti itu mana bisa bertahan. Lalu mereka menganalogikan kondisi itu serupa suara-suara di keramaian yang dianggap berisik dan tidak penting dilanjutkan bait pengandaian dengan sedikit ancaman.

Sudut pandang orang pertama itu tiba-tiba menjadi jamak. Rasa marah seperti habis tak bersisa ketika sampai pada larik semoga kelak di esok hari/Akan ada yang cukup peduli/Melihat kami yang hampir mati/Terpinggirkan oleh ambisi. Seolah-olah sang tokoh menyerah lalu menitipkan sebongkah ‘dendam’ pada yang lainnya.

Lirik itu mereka tanam dalam aransemen yang mengambil sari punk, grunge, dan hard rock sekali pakai. Dengan layer dan permainan panning gitar yang cukup asyik dan transformatif. Pun dengan penataan synth yang tepat sehingga ‘Suara-Suara’ masih cukup ramping sampai akhir.

Untuk fans Bounty Ramdhan, jangan kecewa. Meski tak ada part solo akrobatik dalam lagu ini, kita akan mendapati hal lain. Bahwa kedewasaan di atas segalanya. Tak perlu solo untuk menemukan kerapatan dan ketegasan dalam setiap pukulannya. Kolaborasi yang menyenangkan didengar meski liriknya tak sekuat dan selugas aransemen musiknya.