Di zaman ini setiap hal cenderung menyakitkan, bahkan merisak. Pasalnya hampir setiap ukuran yang menyebar dalam layar-layar kaca jadi perkara lalu menyekap banyak kepala. Ada banyak tanya yang tak punya jawab. Koma, yang tak pernah menjadi titik.
“Pulang”, single ke-4–yang akhirnya dirilis—Muhammad Robi Arrosyad di bawah bendera Purapurahidup membicarakan persoalan dan tanda tanya besar itu. Tentang seorang kawan yang berpulang dengan cara yang tergesa. Yang tidak hanya meninggalkan tanya tetapi juga air mata.
“Bunuh diri ki ngrepoti (bunuh diri itu merepotkan) Teman-teman dianggap ora peduli karo kowe (tidak peduli denganmu), keluarga atau lingkungan dinilai ora ngopeni (tidak memperhatikan). Secara spiritual, orang bunuh diri itu yo mesakke to? Ruh-nya tidak tenang,” tutur Robi.
Penuturan itu jangan dimaknai sebagai sikap yang bermuara pada ontologis: baik-buruk. Robi melanjutkan, penuturan yang memadat dalam single ke-4 itu memuat pemahaman bahwa kekalahan adalah tanda kelahiran kedua. Bahwa setiap orang tidak boleh kalah pada ukuran-ukuran. Sebab, hidup saling bertaut dan membutuhkan satu sama lain.
Melalui proses kreatif dalam tempo sesingkat-singkatnya, lagu ini diciptakan bersama Jono Terbakar pada suatu pagi di warung kopi. Direkam cermat kawan-kawan dengan segala keterbatasan. Namun tersimpan cukup lama dalam folder komputer Jiwe The Kick lantaran Robi tak percaya diri.
“Lha, nik apik yo dudu kowe to (kalau bagus kan bukan kamu banget kan)? Biasane yo elek (biasanya juga jelek),” celetuk Farid Stevy (FSTVLST tentang karya ini.
Celetukan itu salah satu faktor yang memupuk keberanian Robi merilis “Pulang”. Lagi pula, sesuai dengan lagunya, baik-buruk toh cuma ukuran. Robi sadar tak mau berlama-lama dalam lubang itu. Apalagi lagu ini dibuat bersama Jono Terbakar, musisi yang berangkat dari kesederhaan dan kejujuran di setiap karya.
Tak perlu risau dengan persoalan sound design atau tata suara. Sebab tak ada formula atau hukum mengaturnya. Selama itu representatif, semua akan baik-baik saja sebab setiap karya cenderung punya jalannya sendiri.
Leave a Reply