Domapine: Sisi Artifisial dan Komersil dalam Lazzy Star
Domapine

Domapine: Sisi Artifisial dan Komersil dalam Lazzy Star

Lazzy Star akan mengantar pendengar kenal Dopamine lebih jauh

Lazzy Star akan mengantar pendengar kenal Dopamine lebih jauh

Jangan melihat Domapine dari musik atau single debut berjudul Lazzy Star saja. Mereka lebih dari itu. Mungkin kekuatan Erika dan Ruth bukan di single melainkan bagaimana cara dan upaya dalam mempresentasikan duo lewat tatanan visual yang memikat—lalu mengikat—pendengar.

Dengan kata lain, Lazzy Star yang mengombinasikan energi gitar, harmonisasi vokal, dan lirik yang introspektif—dengan sketsa tipis ala Elizabeth Stokes (kalau saya tidak salah sebut) itu adalah portal dalam memperkenalkan sisi komersil dan artifisial Domapine.

Bukan berarti single yang diperas dari banyak referensi macam The Beths dan Summer Salt itu tidak menarik. Lazzy Star  terkesan ceria tetapi sebenarnya memotret kemuraman hari ini. Relevan.

Tentang para remaja yang rentan terhadap tekanan sosial, cemas sekaligus khawatir tentang masa depan, yang self-esteem dan selalu kurang puas tehadap citra tubuh sehingga butuh afirmasi lewat konten check outfit. Single mereka membicarakan itu semua dengan teks paling lembut sementara proyeksi visual yang mereka sajikan—lewat foto, framing, warna, outfit—menjawab bagaimana hidup harus dijalani.

Sehingga, pendengar akan mendapat pemahaman yang tebal bahwa Domapine—yang (mungkin) bermain anagram—adalah unit pop remaja yang benar-benar tahu dunia remaja saat ini bersama sisi artifisial dan komersilnya.