Paulus Neo: Cuaca Hari Ini
Screenshot

Paulus Neo: Cuaca Hari Ini

Album ini bicara tentang dirinya di masa lampau dan masa depan. Bahwa ada garis imajiner yang menghubungkan dua masa itu. Garis yang ia maknai sebagai kesederhanaan dan kesemelehan.

Album ini bicara tentang dirinya di masa lampau dan masa depan. Bahwa ada garis imajiner yang menghubungkan dua masa itu. Garis yang ia maknai sebagai kesederhanaan dan kesemelehan.

Mereka yang kerap menonton Paulus Neo meliuk di gigs komunitas dan kolektif harus menurunkan ekspektasi ketika menyesap album Cuaca Hari Ini. Tak ada kenakalan dalam komposisi. Tak ada kebut-kebutan atau kelok akor yang biasa ia gelantarkan hampir di tiap gigs.

Tak ada Pongki and The Dangerous Band, Majelis Lidah Berduri (Melbi), Obatbius, Heroic Karaoke, WLA, Borje, atau Symphony From Hell.

Sebab,  Cuaca Hari Ini bukan soal kualitas atau musikalitas Neo yang dibangun dari banyak komunitas dan kolektif. Album ini bicara tentang dirinya di masa lampau dan masa depan. Bahwa ada garis imajiner yang menghubungkan dua masa itu. Garis yang ia maknai sebagai kesederhanaan dan kesemelehan.

Saya memaknainya sebagai album yang dibuat sebagai akhir sebuah era sekaligus harapan untuk masa yang tak mencemaskan. Masa depan yang jauh dari hasrat mengejar kesempurnaan, keagungan. Masa yang secara jeli pernah dirumuskan Bernard Shaw lewat satu kalimat: we are made wise not by the recollection of our past, but by the responsibility for our future

Semua komposisi dibangun dari instrumen piano. Sederhana. Ia memanggil lalu menyusun ulang ingatan dari banyak framen masa kecil yang tenang, sederhana, tak dipengaruhi beban-beban sosial dan pengetahuan tentang. Neo memindah lalu menatahnya dalam piano.

Tiap track ditemani 13 gambar yang dia buat sendiri. Gambar-gambar yang identik dengan crayon dan pensil warna di tangan kanak-kanak. Gambar itu barangkali akan turut membawa setiap orang ke masa lampau. Masa kecil yang tenang sekaligus riang diselipi tidur siang. Masa-masa semeleh yang datang saat pendengar memutar nomor demi nomor dengan sabar. Dengan tenang.