Lopatcos: G.I.O. Alcatraz, Rockindoc, Think Dome, A.K.A. Cepsz, Glazerra akhirnya mengaktifkan detonator yang mereka pendam dalam waktu lama. Pemicunya sebuah komposisi Hip Hop memikat berjudul ‘God Bless’ yang rilis bersama video musik 24 Desember 2024 lalu.
“Lagu ini salah satu single dalam album yang akan rilis dalam waktu dekat. Kapan? Tunggu saja, toh detonatornya sudah aktif,” kata Rockindoc saat talk show pemindaian video musik di JRNY Demangan.
Laiknya sebuah adegan laga, mereka saling beradu jurus dalam ‘God Bless’. Larik demi larik full brag dikeluarkan di tanah Boombap. Sebuah upaya untuk mengembalikan ingatan betapa berbahayanya grup yang dipertemukan pada 2011 ini.
Video musik yang diarahkan Dendi Putra ini menangkap ‘kehendak’ itu lalu mempresentasikannya dengan lugas lewat tatanan visual dengan berbagai elemen di dalamnya. Dalam video musik itu terselip pula gambaran betapa tebalnya irisan komunitas dan grup Hip Hop di Jogja.
“Karena saya tahu betul luar dalamnya Lopatcos. Saya tumbuh bersama mereka di Wirobrajan. Pengambilan gambar dilakukan di tempat yang punya kenangan kuat dengan mereka sehingga setiap sudutnya bisa dimaksimalkan,” cerita Dendi.
Bagi Lopatcos sendiri, video musik dan single ‘God Bless’ adalah kesatuan yang merepresentasikan banyak hal. Keduanya medium untuk memperkuat karakter tiap MC sekaligus memuaskan alter ego setiap MC.
Lopatcos yang dikenal dengan bandana merah itu sebenarnya terdiri dari tiga grup rap Jogja yakni Lorong jalanan, Todos Locos, dan Partner in Crime. Mereka datang dari latar belakang musik yang berbeda. Namun, persetan dengan latar belakang karena selama ada beat dan rima, perbedaan itu mereka hajar hingga babak belur.
“Awalnya kami bertujuh tetapi sekarang berlima. Namun, semangat kami tetap sama. Tetap menyala, seperti bandana merah,” tegas Rockindoc.
Soal bandana merah itu, Lopatcos punya interpretasinya sendiri. Bandana memang menjadi bagian dalam kultur Hip Hop sejak 80an hingga sekarang. Bandana bisa dibilang sebagai salah satu simbol gaya sekaligus estetika. Bandana kerap ditaruh di saku belakang baggy jeans, diikatkan di leher, dan dahi.
Bandana merah dan biru itu sempat menjadi bagian dalam Style WIth A little bit Gangsta (SWAG) dari kalangan Hip Hop di Amerika yang kental dengan gaya gangster. Kata ‘gaya’ di sana tentu saja bukan sekadar merujuk ke perkara fashion.
“Bagi kami, bandana merah itu bukan berarti kami adalah gangster seperti di Amerika. Bisa bawa pistol ke mana-mana. Bandana merah adalah identitas kami untuk mewakili jiwa muda yang berapi-api, tegas, liar, dan berani dalam bersikap,” tutup Rockindoc menjawab pertanyaan penonton.
Leave a Reply