Bagus Mazasupa merilis album perdana bertajuk “Past” bulan lalu. Album ini sejatinya adalah kumpulan karya Bagus selama 13 tahun, sejak 1994-2007. Musisi yang kini melanjutkan petualangan kolektifnya bersama Bagava ini sedang mempersiapkan album kedua, “Present” berisi kumpulan karya yang ia buat setelah menikah.
Melihat segi artistik sampul “Past” yang rilis bulan lalu—potret muram sebuah bangku panjang di tengah ruangan—sulit untuk tidak tergiring pada wacana bahwa album pertama Bagus Mazasupa ini menangkupi masa lalu.
Barangkali sebuah masa di mana kesepian membakar tubuhnya sendiri tetapi di saat bersamaan mendatangkan melankolia lembut. Semuanya dikumpulkan, dibangun, lalu diperdengarkan dengan sederhana.
Sejak track pertama diputar, dugaan itu menguat. Delapan komposisi dalam album ini, dari ‘Loving a Voice’ hingga ‘Unspoken’ memperdengarkan Bagus sendiri di depan pianonya. Ada pesona dalam kesederhaan itu tetapi juga sedikit membosankan sebelum ‘Exploded Heaven’ datang.
Dalam ‘Exploded Heaven’ Bagus seperti menginvestasikan banyak kepribadian dalam permainannya. Menampilkan sisi lembut hingga ketidakteraturan yang membakar. ‘Dream On Bussy’ datang dengan format hampir serupa, ia membuka komposisi dengan lembut lalu mengantar sekaligus mengafirmasi ketegangan hingga akhir.
Persilangan bunyi di belakang piano dalam ‘Unspoken’ mungkin ditatah sedemikian rupa untuk memberitahu mengapa komposisi ini diberi judul demikian. Tanda, bahwa setiap hal yang belum tersampaikan akan membuat hidup lebih menderita.
”Present” tampaknya akan lebih cerah. Penuh eksplorasi dan petualangan. Seperti kata Bagus, album keduanya itu diperas dari banyak peristiwa yang menjadi titik balik kehidupan. Kita tunggu saja.
I love this
Saya mengenal Bagus sejak 1999…beliau adalah seorang seniman yang tidak meninggalkan karya-karyanya…terbukti dengan adanya album ini… beliau bertanggung jawab terhadap karya-karyanya.
Tetap semangat Pak Bagus dan tetaplah menjadi seniman yang bertanggungjawab! Tuhan memberkati.