Fuzzterr: Regular OK Life
Foto: Fuzzter

Fuzzterr: Regular OK Life

Mereka punya hulu ledak besar yang belum diaktifkan.

Mereka punya hulu ledak besar yang belum diaktifkan.

Sulit untuk tidak membicarakan Tone Dial ketika mendengarkan ‘Regular Okay Life’ yang dirilis Fuzzterr baru-baru ini. Saya rasa, Tone Dial, yang lahir sekitar sebelas sampai dua belas tahun lalu itu embrio Fuzzterr. Sama-sama dua personel. Sama-sama Fizz Hantoro.

Tone Dial memainkan Rock yang sederhana. Komponennya tiga: gitar, vokal, dan gebukan drum. ‘Selisih’, single yang mereka rilis ke Soundcloud mewakili kesederhanaan mendasar itu. Namun, di balik kesederhanaan itu, ada proses panjang dalam membangun komponen itu, terutama Fizz.

Saya mengenal Fizz sejak 2017 lewat komunitas Jogja Blues Forum (JBF). Waktu itu kami kerja bareng, bikin event Ultah JBF yang kesekian di Taman Kuliner Condongcatur. Hampir setiap hari kami bertemu kala itu, dari angkut-angkut sound, mengatur jadwal, publikasi, sampai tertipu dengan orang yang sama.

Fizz seorang gitaris yang rewel dalam konteks penjelajahan suara. Cukup ribet di area teknis. Fizz berakrobat lewat banyak pedal. Kombinasi fuzz, octave, dengan pitch snifer-nya buat saya jadi yang terbaik di lingkar terdekat. Temuannya itu disajikan dengan sederhana didukung gebukan drum Duta.

Namun, jangan beri alkohol dalam jumlah banyak pada Fizz. Bahaya. Bakat sekaligus pengalaman teknikalnya lenyap seketika. Bahkan dalam gigs di Jalan Damai 2018, leher gitarnya sempat tercungkil keluar. Kesadarannya terpampas.

Ketika Fizz membuat band baru bernama Fuzzterr, saya rasa tidak ada yang banyak berubah dari gaya musiknya. Fuzterr dibangun dengan konsep dan komponen yang sama. ‘Regular OK Life’ kembali mempresentasikan temuan-temuan Fizz yang pernah mengakrabi telinga dalam Tone Dial.

Lagu ini mereka rilis sekaligus bangun sebagai portal menuju mini album yang akan diluncurkan dalam waktu dekat. Namun, buat saya, ‘Regular OK Life’ belum cukup menangkap nyawa sebenarnya dari Fuzzterr. Mereka punya hulu ledak besar yang diatifkan, dengan kata lain band ini belum memperlihatkan dimensi sebenarnya.

Menggempur telinga seraya memacu adrenalin dari silang suara gitar dan pola vokal saja belum cukup. Butuh serangan lebih. Mulai dari gebukan drum yang berani sekaligus inovatif sampai pengolahan tata suara yang jauh dari kecenderungan pop sehingga Fuzzterr tak dianggap sebagai reinkarnasi Tone Dial melulu.

Yang menarik ada di tema lagu. ‘Regular Okay Life’ mereplikasi gaya hidup para personelnya. Hari-hari yang penuh pesta yang memabukan. Cerita-cerita masa lalu Fizz yang sedikit banyak melibatkan Daniel Nainggolan. Buat saya keberanian mereplikasi masa lalu buat saya adalah tanda mereka kini jauh lebih bijak dalam mengenali diri. Menjadi manusia-manusia baru yang menyikapi hari ini sekaligus masa depan dengan kesadaran penuh. Utuh.