Megatruh Soundsystem merilis debut album ‘State & Violance’ baru-baru ini. Album itu berisi 12 lagu, 10 lagu di-mixing ulang plus dua track yang belum pernah dilepas. Dua lagu. Sesuai judul, album ini berisi lagu-lagu bertemakan kekerasan di sekitar, dari yang tertangkap layar-layar kaca sampai kasus-kasus ang menjadi aib negara.
“Album debut ini diadopsi dari sebagian besar tema lagu yang membeberkan sederet narasi kekerasan dalam masyarakat, mulai konflik horizontal, genosida, hingga kekerasan yang diproduksi oleh penyelenggara negara,” tulis mereka dalam rilisan pers.
“State & Violance” digarap secara gotong royong. Megatruh menggandeng banyak kawan musisi. Wok The Rock, kurator sekaligus produser digandeng menjadi supervisi mixing. Megatruh bilang Wok The Rock melakukan perombakan sound besar-besaran sehingga mempertebal nuansa temaram dan horor.
“Nantinya anak punk, hardcore, hip hop, reggae, bahkan gothic bisa menikmati keseluruhan album ini,” kata Wok.
Selain menggandeng Wok The Rock, Megatruh juga menyeret sejumlah nama yang akrab di telinga pendengar musik kekinian dalam banyak lagu. Ada Asetnegara Sistemsuara dalam ‘Nuh Bread Sound’, Skindheadbop di ‘Petrus’ lalu Dabwok ke ‘Let’s Join Let’s Sing and Dance’.
Tendangan Badut memberi hantaman dalam ‘Tanpa Tendensi’, LIPS!! yang memperkuat ‘Pertahanan Sisilia’, Presiden Tidore dan Judith Chung di ‘Sammaratanna Hellallah, Radit Echoman ke ‘Balada Jelata’, Dracul yang kena ‘Sikut’, serta GNTZ dalam ‘Bandit Kota’.
Selain itu mereka juga nge-remix lagu Serigala Malam berjudul ‘Mundur Bukan Pilihan’ yang ada di album ke-2 “Hibernate in Harder Pain”. Lagu itu menjadi track terakhir album ini.
Nah, buat yang belum tahu siapa mereka, Megatruh Soundsystem diperkuat Kiki Pea, Ari Hamzah, dan Arumtaka. Mereka musisi lawas yang dalam proyek ini mengadopsi elemen musik Jamaika, yakni Reggae, Ska, hingga Dub untuk eksplorasi bunyi dan teks-teks yang ingin disampaikan ke publik. Sepanjang Juni 2024 lalu, mereka menjalani tur mandiri selama sepekan di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Selain puluhan gigs di Yogyakarta dan sekitarnya, proyek ini juga telah tampil di beberapa festival musik seperti, Kustomfest, Synchronize Festival, hingga Prambanan Jazz Festival.
Leave a Reply